Bibiana Lee

Bibiana Lee lahir pada 1956 di Malaysia. Ia belajar di Curtin University, Australia dan Hollings College dan Manchester Institute of Science and Technology di Inggris. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai lokakarya seni rupa di Indonesia maupun luar negeri.


Karya instalasi interaktif Bibiana berupa samsak dan sarung tinju sebagai metafora bagi kekerasan yang dilakukan atas nama rasisme. Ruang pamerannya berfungsi sebagai arena tinju. Samsak merepresentasikan obyek-obyek empuk yang dilakukan atas nama kebencian, diskriminasi, prasangka dan rasisme. Sarung tinjunya siap dimanfaatkan adalah para pelaku yang senantiasa dibayangi ketakutan berlebihan akan sesuatu yang dianggap asing dan berbeda (xenophobia). Bibiana memanfaatkan teori mengenai buta warna untuk memproduksi motif karyanya. Pada dasarnya ada dua tipe penyakit buta warna, yaitu merah dan hijau. Jika tidak dapat membedakan salah satunya, buta warna adalah parsial. Penderita buta warna total tidak dapat membedakan keduanya. Tindak kekerasan atas nama rasisme diandaikan secara ironis bahwa para pelakunya tidak menderita buta warna. Satir pada karya ini mau mengatakan, mereka yang buta warna justru tidak akan mempraktikkan kebencian, diskriminasi, perundungan, teror, pelecehan, selalu merasa was-was atau curiga pada kehadiran yang lain.


Bagi Bibiana, ide mengenai buta warna (kulit) adalah utopis karena pada diri tiap orang sudah ada pandangan stereotip terhadap kelompok etnis tertentu. Ia menulis: "Realitasnya, sebagian besar kita, kalau bukan seluruhnya, gemar memperhatikan warna kulit dari ras-ras berbeda. Karena itu kita mesti mengakui keberadaan warna-warna yang berbeda dan perbedaan-perbedaan yang ditimbulkannya. Hanya dengan menyadari, mengakui dan menghormati perbedaan-perbedaan dari ras-ras itu dan menerima bahwa rasisme memang eksis, kita dapat melangkah untuk menciptakan masyarakat inklusif yang mengayomi perbedaan." 


Menurut data statistik, satu dari dua puluh perempuan di dunia mengalami buta warna, dan satu dari delapan sampai sepuluh laki-laki memiliki kecenderungan itu.