Karya Veronica Liana berwujud instalasi benda-benda keseharian seperti perangkat santap, alat memasak, kompor, wastafel, bak cuci baju, seterikaan, colokan, sapu, kemoceng, sandal jepit, mainan anak sampai laptop dan lain-lainnya. Semua barang itu dibuat dari kain katun berbahan serat alam; identitas trimatra dan kehadirannya sedikit tersamar karena keserupaannya yang disengaja dengan warna dinding di dalam ruang pameran. Veronica tertarik mengamati aktivitas dan peran barunya sendiri sebagai seorang ibu di rumah. Kesibukannya sepanjang hari menimbulkan inspirasi untuk karya barunya yang dia sebut sebagai bentuk realisme yang lebih jauh. Realisme bukan sebagai teknik melukis yang selama ini ditekuninya, melainkan proses meniru objek-obyek trimatra dengan menggunakan wahana yang selama ini akrab dengannya, yakni kain kanvas.
Karya ini adalah representasi metaforis aktivitas harian seorang ibu dan istri yang dapat dianggap sebagai sebentuk amalan yang tidak akan terlihat dalam karier kesenimanannya sendiri. "Rupa tan Matra" adalah frasa yang digunakan Veronica, bermakna sebagai jenis pekerjaan yang justru tidak dapat diukur dari melulu ranah perspektif seni. Pekerjaan keseharian seorang ibu seperti menemani anak bermain, menidurkannya, mencuci baju, dan banyak pekerjaan lain di dalam rumah niscaya menguras seluruh waktu, perhatian dan tenaga, ibarat pusaran tanpa ujung. Akan tetapi geliat seorang 'aktivis' rumahan semacam itu sekali lagi tidak dapat diukur (tan matra) melalui sudut pandang kesenian apa pun karena berada dalam dunia nyata yang berbeda.
Veronica Liana lahir di Surabaya, 1990. Lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (kini Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12), Surabaya dan Jurusan Seni Murni, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta.