Karya ini terinspirasi dari cerita seorang filsuf Tiongkok bernama Zhuangzi (Chuang-tzu) (369 SM sampai 286 SM) yang bermimpi menjadi seekor kupu-kupu. Terbangun dari mimpinya, ia mempertanyakan apakah ia seorang manusia yang bermimpi menjadi kupu-kupu, atau kupu-kupu yang bermimpi menjadi seorang manusia. Perumpamaan mengenai 'transformasi diri' melalui proses 'kesadaran' yang lebih tinggi.
Meliantha Muliawan menemukan ketertarikan lain dalam cerita mimpi Zhuangzi: bagaimana menempatkan diri pada posisi lainnya. Manusia sebagai makhluk berpikir kerap menjadikan segala yang ada di luar dirinya sebagai objek pikirannya. Namun baginya, ketidaktahuan hadir ketika kita tidak sepenuhnya mencoba membayangkan dan memahami keadaan yang ada selain dari diri kita. Terlebih lagi sebagai seekor kupu-kupu kecil.
Dalam karya ini, Muliawan menampilkan sejumlah kepingan yang sekilas menyerupai bentuk kupu-kupu. Seperti sedang menggerogoti objek keseharian, dia berusaha membalikan realitas melalui ilusi tentang siapa yang lebih berkuasa dan tidak. Barangkali pertanyaan mengenai realitas dan ilusi ini dapat menjadi lebih sederhana ketika kita dapat membayangkan menukarkan posisi kita pada posisi lainnya.