Sekar Jatiningrum

Sekar Jatiningrum lahir pada 1969 di Yogyakarta. Belajar di Jurusan Seni Lukis, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta.

Sekar memiliki ketertarikan pada berbagai bidang seni, seperti performans, sastra, film, tari dan musik. Tapi aktivitasnya sebagai seniman terutama melukis dan menggambar. Ia butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan karyanya karena syarat keintiman dengan subyek yang digambar atau dilukis. 

Keintiman pelukis dengan subyeknya memunculkan percakapan dan narasi panjang. Kisah-kisah yang terjalin secara personal antara pelukis dan subyek yang dilukis merupakan inti keberadaan karya itu sendiri. Setiap subyek yang dilukis memiliki latar biografis dan hidup dalam imajinasi Sekar. Latar biografis dan relasi subyektif yang setara  antara subyek yang dilukis dan senimannya mewujudkan konstruksi cerita yang memungkinkan subyek itu hadir di dalam karyanya. 

Bukan hanya subyek naratif yang ingin dihadirkan Sekar pada karyanya yang sebagian besar bermotif perempuan. Warna juga menandai pengalamannya berinteraksi dengan subyek-subyek yang dilukis. 

Ia menulis: "Kehidupan memiliki banyak warna beserta nuansanya. Warna dapat digunakan sebagai lambang yang mewakili suasana apa saja dalam rentang kehidupan manusia. Bagi saya pribadi ada ingatan-ingatan warna yang jelas, berkaitan dengan waktu sebagai penanda. Terutama pada bagian-bagian kehidupan yang sangat menyentuh, seperti antara lain saat kelahiran bayi, suasana pertemanan dan persaudaraan, kesulitan-kesulitan berkegiatan dalam masa pandemi. Waktu yang berlalu menandai bahwa kita sudah menjalaninya. Waktu bergerak menjauh dari peristiwa yang sudah lalu. Sifat warna melekat pada waktu. (Karya) Monochromantic dikerjakan dengan menggunakan satu warna saja yang hangat. Sedangkan (karya) Caput Mortuum adalah jenis warna coklat yang dihasilkan dari campuran warna violet dan burnt sienna dalam persentase yang berbeda-beda."

Suasana senandika dan melankolia merupakan kekhasan karya-karya Sekar Jatiningrum.