Gegerboyo

Gegerboyo adalah grup seniman muda yang didirikan di Yogyakarta pada 2017. Anggota kelompok ini adalah Anjali Nayenggita, Enka Komariah, Prihatmoko Moki, dan Vendy Metodhos. Gegerboyo berasal dari nama sebuah bukit yang bentuknya mirip punggung (Jawa: geger) buaya (Jawa: boyo) di selatan Gunung Merapi.

Kelompok seniman muda ini tertarik pada mitologi dan situs-situs mistik yang disakralkan di Jawa. Karya-karya mereka berupa mural dan instalasi belum lama ini dipamerkan di Setouchi Triennale, Jepang 2022. Karya instalasi di ARTJOG dilandasi oleh penelitian atas situs peziarahan yang oleh masyarakat setempat diberi nama Gunung Hargo Gumilang atau Gunung Tutup di desa Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta. Ketertarikan mereka atas petilasan ini terpicu oleh cerita mengenai peran seorang tokoh dalam perpolitikan di Indonesia bernama Sukino Suprobo. Pak Kino dikenal memiliki kesaktian dan daya-daya penyembuhan, memperoleh sebutan "laki-laki yang merawat sebuah gunung" dan semasa hidupnya dekat dengan sosok Presiden Soekarno. Sosok ini sekaligus juga promotor bagi kesenian tradisional Jawa. Petilasan ini sakral karena selain Pak Kino, terdapat juga makam Eyang Mangunkusumo, keturunan langsung dari Mangkunegara I atau Pangeran Samber Nyawa yang dikenal anti-penjajahan dan Pahlawan Nasional. 

Karya instalasi ini berusaha menghadirkan kembali bentuk-bentuk, isi dan esensi dari petilasan Gunung Tutup yang dibangun berdasarkan empat asas, yakni sosialisme (gotong –royong), nasionalisme, spiritualisme dan kebudayaan. Situs ini juga dikenal sebagai situs kebhinekaan atau situs ideologi Pancasila karena terbentuk dari percampuran sinkretis antara unsur-unsur Hindu, latar Islam, budaya Jawa dan lain-lain. Gunung Tutup juga telah ditafsirkan oleh masyarakat setempat tentang "sesuatu yang ditutupi". Motif estetika visual yang dikembangkan oleh kelompok Gegerboyo dicirikan oleh "obar-abir", "tumpuk-tundung" dan "uba rampe", yang semuanya mengacu pada gambaran kekayaan dan kesatuan berbagai unsur dalam tradisi ritual.